PRINSIP KERJA ELEMEN
A. Pengantar.
Sebagaimana kita ketahui,
perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang dengan pesatnya. Baru saja
perusahaan Nokia mengeluarkan fitur HP baru, kemudian bulan berikutnya keluar
model baru lagi. Dapatkah HP tersebut bekerja jika
tidak ada sumber arus listrik ? Salah
satu contoh sumber arus listrik yang sering kita jumpai adalah : Sel kering
yang disebut baterai. Bagaimana cara kerja sumber arus tersebut ? Mari kita
ikuti pembahasan berikut ini.
B. Konsep
GGL.
Aliran arus listrik dalam suatu
rangkaian tertutup, dapat diibaratkan dengan aliran air pada sebuah tangki
pengisi air. ( Perhatikan gb. 3.1 ).
Air selalu mencari tempat yang lebih rendah,
oleh karena itu air hanya akan mengalir pada pipa dari atas ke bawah. Ketika
air sudah sampai di pipa bagian bawah, air tidak mampu kembali ke atas lagi
tanpa adanya bantuan dari alat pendorong ( pompa air ).
Hal
ini dapat dianalogikan, jika elektron
mengalir pada suatu rangkaian tertutup, diibaratkan
sebagai air, elektron tidak mungkin
dapat mengalir dalam rangkaian jika
tanpa adanya bantuan dari suatu alat
yang menyerupai pompa air yang mampu mendorong elektron tersebut untuk terus
bergerak. Alat dimaksud tiada lain adalah : GGL ( gaya gerak listrik ).
Dari analogi tersebut, pompa mendorong air dari
tempat yang rendah ( potensial rendah ) ke tempat yang lebih tinggi ( potensial
tinggi ). Begitu juga yang terjadi di dalam baterai. Baterai mendorong elektron
untuk bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi sehingga
elektron selalu bergerak melalui rangkaian tertutup.
Beda potensial antara kutub-kutub
baterai sebelum elektron dialirkan (
dipompakan ) disebut : gaya gerak listrik
( GGL ) yang diberi lambang E. Sedangkan beda potensial antara kutub-kutub
baterai setelah elektron dialirkan disebut : Tegangan jepit yang diberi lambang V.
C. Elemen sebagai Sumber arus listrik
a. Pengertian Elemen
Elemen adalah suatu sumber arus listrik yang dihasilkan dari reaksi kimia. Pada dasarnya elemen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Elemen Primer, yaitu Elemen yang ketika energinya telah habis digunakan tidak dapat diisi ulang. Contohnya : Elemen Volta, Elemen Leclance, Elemen Daniel, Baterai (Elemen kering)
2. Elemen Sekunder, yaitu Elemen yang ketika energinya telah habis digunakan masih dapat diisi ulang. Contohnya : Akumulator (Aki), Baterai Nikel Cadmium (Ni-Cd), Nikel Metal Hidrat (Ni-MH), Baterai Lithium Ion.
Ada beberapa kelebihan, Elemen Sekunder jika dibandingkan dengan Elemen Primer, antara lain :
Elemen Sekunder lebih tahan lama, Arus listrik yang dihasilkan lebih besar, dapat diisi ulang (diCas)
b. Cara kerja Elemen
Telah kita ketahui bahwa, arus listrik dapat mengalir jika ada beda potensial antara dua titik dalam rangkaian tertutup. Untuk menimbulkan beda potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik selalu diperlukan “ Sumber arus listrik “ seperti Elemen. Dalam sub bab ini akan diambil beberapa contoh pembahasan mengenai cara kerja dari : 1) Elemen Volta, 2) Baterai, dan 3) Akumulator.
1) Elemen Volta
Elemen ini ditemukan oleh Allessandro Volta. Bagian utama pada elemen ini antara lain :
Kutub anoda ( + ) : terbuat dari Lempeng tembaga ( Cu )
Kutub katoda ( - ) : terbuat dari Lempeng seng ( Zn )
Elektrolitnya : dari Larutan asam sulfat ( H2SO4 )
Secara sederhana elemen volta dapat digambarkan sebagai berikut :
Ketika kutub anoda dan katoda dihubungkan dengan sebuah penghantar melalui sebuah lampu pijar L, maka lampu L akan menyala sebentar kemudian meredup dan akhirnya padam. Mengapa demikian ? Padamnya lampu pada peristiwa tersebut dinamakan terjadi Polarisasi ( pengutuban ) pada salah satu lempeng elemen. Pada saat terjadi aliran arus, pada lempeng seng akan menghasilkan gelembung-gelembung gas Hidrogen dan bergerak menuju lempeng Cu, kemudian gas-gas Hidrogen tersebut menutup seluruh permukaan Cu yang menyebabkan terhambatnya aliran arus listrik sehingga lampu L meredup dan akhirnya padam.
Adapun Reaksi Kimianya dapat dijelaskan sebagai berikut:
@ Reaksi di Anoda ( + ) :
2 H + + e -------- > H2
H2 + Cu + H2SO4 ---------- > CuSO4 + 2 H2
@ Reaksi di Katoda ( - ) :
SO4 2- - 2e --------- > SO4
SO4 + Zn --------- > ZnSO4
2) Baterai
Disebut pula dengan sel kering ( dry cell ) karena sel ini tidak mengandung cairan. Sel kering yang paling sering kita jumpai di pasaran biasanya berupa sel Karbon – Seng.Pada sel karbon – seng, arus listrik timbul akibat tegangan Zn lebih kecil dari tegangan batang C, sehingga arus listrik mengalir dari C ke Zn melalui penghantar luar. Secara sederhana baterai dapat digambarkan sebagai berikut :
3) Akumulator (Aki)
Akumulator termasuk ke dalam jenis sel sekunder, artinya sel ini dapat diisi ulang ketika energinya telah habis digunakan. Oleh karenanya, sesuai penggunaannya pada aki dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Aki pada saat digunakan :
Secara sederhana aki saat digunakan dapat digambarkan sebagai berikut :
Terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik Komponen-komponen utama :
Kutub anoda ( + ) : PbO2 menjadi PbSO4
Kutub katoda ( - ) : Pb menjadi PbSO4
Elektrolit : H2SO4 pekat menjadi H2SO4 encer
@ Reaksi di anoda ( + ) :
2 H + + e ------------- > H2
H2 + PbO2 + H2SO4 --------- > PbSO4 + 2 H2
@ Reaksi di katoda ( - ) :
SO4 2- - 2e ----------- > SO4
SO4 + Pb --------- > PbSO4
b. Aki Saat diisi (diCas)
Secara sederhana aki saat diisis (diCas) dapat digambarkan sebagai berikut :
Terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia
Komponen-komponen utama :
Kutub Anoda (kutub +) : PbSO4 menjadi PbO2
Kutub Katoda (kutub -) : PbSO4 menjadi Pb
Elektrolitnya : H2SO4 encer menjadi H2SO4 pekat
@ Reaksi di anoda ( + ) :
SO4 2- - 2e --------- > SO4
SO4 + PbSO4 + 2 H2O -------- > PbO2 + 2 H2SO4 pekat
@ Reaksi di katoda ( - ) :
2 H + + e ------------- > H2
H2 + PbSO4 --------- > Pb + H2SO4 pekat
C. Rangkaian (susunan) Elemen
Elemen dapat disusun secara seri maupun paralel, sesuai dengan tujuan yang diingi
Untuk menghasilkan arus listrik yang besar, maka elemen perlu disusun secara paralel. Sedangkan untuk memperoleh tegangan GGL yang besar, elemen perlu dirangkai secara seri.
Ø Rangkaian
elemen seri :
Pada
susunan elemen seri, tegangan yang dihasilkan merupakan jumlah dari masing-masing
tegangan meski dengan arus kecil.
Ø Rangkaian
elemen paralel :
Pada
susunan elemen paralel, tegangan yang dihasilkan sama dengan tegangan satu
elemen. Pada susunan ini arus listrik yang dihasilkan cukup besar meski dengan
tegangan kecil.